Kedai 99: Bukan Sekadar Warung Kopi
Ditulis Oleh: Muhammad Zakki
Manfaat Kandungan Biji Kopi
“Man maata wafi bathnihi syai’un minal qohwah, dakholal jannah”. Demikian kata Habib Umar Muthohar di Semarang dalam salah satu pengajiannya. Yang artinya, ‘Barang siapa meninggal dunia dan di dalam perutnya terdapat kopi, maka ia berhak masuk surga’. Teks ini bukanlah redaksi hadits, melainkan maqolah ulama.
Latar belakang kemunculan teks ini adalah sebab kebiasaan para ulama di masa lampau. Mereka jarang tidur pada malam harinya. Menghabiskan malamnya dengan beribadah ataupun memperdalam pengetahuan agama. Agar tetap kuat berjaga maka perlu ada kopi yang menemaninya. Sehingga, apabila seseorang meninggal dalam keadaan ini, maka ia tercatat mati syahid dan surga menjadi balasan baginya.
Dikutip dari alif.id bahwa ada seorang sufi asal negara Maghribi didatangi oleh Rasulullah Saw dalam keadaan terjaga. “Wahai Rasulullah Saw, saya suka meminum kopi” adunya kepada Rasulullah Saw. Beliau Rasul pun memerintahkan sufi tersebut untuk membaca doa minum kopi sebagai berikut:
اَللَّهُمَّ اجْعَلْهَا نُوْرًا لِبَصَرِيْ وَعَافِيَةً لِبَدَنِيْ وَشِفَاءً لِقَلْبِيْ وَدَوَاءً لِكُلِّ دَاءٍ يَا قَوِيَ يَا مَتِيْن ثُمَّ يَتْلُوْ البَسْمَلَةَ.
Artinya: “Ya Allah, jadikanlah kopi yang saya teguk sebagai cahaya bagi penglihatanku, kesehatan bagi badanku, penawar hatiku, obat bagi segala penyakit, duhai dzat yang Maha Kuat dan Maha Teguh… kemudian membaca bismillahirrahmanirrahim”.
Rasulullah Saw kemudian melanjutkan sabdanya: “Malaikat akan terus memintakan ampunan untukmu selama rasa kopi masih menempel di mulutmu”.
Jika meninjau manfaat yang demikian adanya, maka bisa dikatakan bahwa minum kopi adalah sunah hukumnya. Hal ini sesuai dengan kaidah fikih “hukmul wasail ka hukmil maqashid”, hukum perantara adalah sama dengan hukum tujuannya. Hukum sholat lima waktu wajib hukumnya, maka wudlu sebagai salah satu perantara sahnya sholat adalah wajib juga. Kalau tujuan minum kopinya adalah agar kuat melaksanakan ibadah, maka minum kopi tersebut bernilai kebaikan, bahkan dianjurkan.
Fungsi Warung Kopi
Perkembangan riwayat kopi tidak hanya terjadi di dunia Islam. Kopi dengan citarasanya yang khas banyak digemari, terutama oleh kaum laki-laki. Prospek penjualannya di pasaran sangat menjamin sekali. Warung-warung kopi tidak pernah sepi. Dalam kehidupan urban masyarakat kota, keberadaan kopi tidak sulit untuk dijumpai. Keberadaan warung kopi layaknya ruang publik, seperti yang diungkapkan Lukitaningsih dan Devi Juliani dalam “Warung Kopi sebagai Ruang Publik dari Masa ke Masa di Kota Medan” di Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial (2021), bahkan warung kopi menjadi ruang publik ketiga bagi pelajar SMA setelah rumah dan sekolah (Abdul Mas’ud dan Gunawan dalam “Warung Kopi sebagai Ruang Publik Ketiga bagi Pelajar SMA di Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang” di Jurnal Solidarity (2019).
Warung kopi dalam konteks berbangsa dan bernegara bukan hanya tempat bertemunya penjual dan penikmat kopi. Ia tempat beragam fungsi. Kedatangan orang ke warung kopi dilandasi beragam motivasi. Bisa jadi karena kebutuhan akan konsumsi, diskusi dan edukasi, relaksasi dan rekreasi, hingga politisasi.
Warung kopi mengikuti alur modernisasi dengan disediakannya akses wifi. Pengunjung dapat mengakses internet secara gratis. Mereka mendapatkan informasi, berdiskusi dengan relasi. Di sana, dari diskusi, sebagian orang mengambil ilmu tentang bagaimana cara mengatasi hubungan suami istri.
Di warung kopi terjadi sosialisasi. Terjalin harmonisasi. Tidaklah beberapa orang duduk di tempat yang sama, melainkan memiliki visi misi yang sama juga. Setelah menjalankan aktivitasnya yang melelahkan, mereka pergi ke warkop untuk mendapatkan ketenangan. Di sini warung kopi berfungsi sebagai tempat relaksasi dan rekreasi.
Sebagai basis tempat yang merakyat, warkop bisa juga menjadi pusat politisasi yang kuat. Di sana bisa saja terjadi transaksi jual beli, informasi lowongan kerja, utang piutang, hingga pengerahan masa untuk memilih salah satu calon pemimpin masa depan.
Di warung kopi, diskusi tentang calon pemimpin bisa dan sangat mungkin terjadi. Informasi elektabilitas calon di sana akan dibahas tuntas. Masyarakat bisa menilai siapa calon pemimpin yang dibutuhkan di masa depan. Dan pusat informasinya bersumber dari warung kopi.
Kedai 99: Warung Kopi Inklusif
Surabaya adalah surganya kopi. Hampir di setiap tepian jalannya berdiri warung kopi. Salah satu warung kopi yang eksis di Surabaya Utara adalah Kedai 99. Letaknya di Jalan Tanah Merah Utara Gg. VII, Tanah Kali Kedinding, Kec. Kenjeran, Kota Surabaya, Jawa Timur Kode Pos 60129. Kedai ini didirikan oleh Amirul Huda Al Ishaqy.
Sebagai sarana pemenuhan kebutuhan akan konsumsi, Kedai 99 tidak hanya menyediakan kopi. Tujuan orang ke sana tidak hanya semata ngopi. Kedai 99 menyediakan berbagai macam menu minuman blend atau milkshake, makanan ringan seperti kentang, sosis, mie, mozarella, risol ayam, lumpia dan cireng.
Ketika di tengah perjalanan pulang terjebak pulang misalnya, Kedai 99 ini bisa jadi destinasi tujuan atau persinggahan yang nyaman. Tentu dengan pilihan menu lebih murah dibandingkan restoran. “Recommended banget tempatnya bintang lima harganya kaki lima” tulis Ibnu Syams memberi ulasan tentang Kedai 99. Dari sini warung kopi menjalankan peranan sebagai ruang yang ramah. Semua orang bisa bergabung tanpa ada intervensi.
Di salah satu tembok Kedai 99 tertempel beberapa spanduk kain organisasi pemuda, seperti Dhumenks Team Hoegens, Dzubens, Copler Community, Bonek Persebaya, Umex. Hal ini menandakan Kedai 99 sebagai rumah bersama. Namun, tidak menutup kemungkinan anak-anak, bapak-bapak dan kaum ibu untuk datang berbelanja, hingga duduk-duduk di sana.
Keberadaan warung yang menerima semua kalangan adalah penting adanya. Dalam hal ini warung kopi menjalankan posisinya. Harga yang murah, tempat nyaman, ramah dan bersifat terbuka. Inklusif istilahnya.
Keberadaan Kedai 99 semakin presisi dengan majlis dzikir yang diadakannya. Majlis ini dilaksanakan secara terbuka. Semua berhak menghadirinya. Dilaksanakan malam minggu setiap bulannya untuk menyesuaikan waktu libur kerja. Di akhir acara, ada konsumsi yang dibagikan. Kedai 99 menjalankan peran juga dalam meningkatkan religiositas masyarakat sekitarnya. Dengan tetap menerapkan keinklusifan tentunya.
Kata inklusif sendiri berasal dari Bahasa Inggris, yaitu inclusion yang berarti mengajak masuk atau mengikutsertakan. Lawan kata inklusif ini adalah eksklusif yang berarti mengeluarkan atau memisahkan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata inklusif ini memiliki definisi berupa termasuk dan teritung.
Nah, dapat disimpulkan bahwa warung kopi inklusif adalah warung kopi yang berupaya untuk menerima sekaligus berinteraksi dengan orang lain dengan berbagai latar belakang meskipun orang tersebut memiliki perbedaan dengan diri kita. Ringkasnya, hal ini hampir sama dengan toleransi yang harus diterapkan dalam masyarakat multikultural.
Bersikap terbuka dan tidak pandang bulu mesti diberlakukan adanya. Dunia tidak lagi mengenal tingkatan-tingkatan kasta. Masing-masing manusia memiliki hak dasar yang sama dengan manusia lainnya. Bersosialisasi, menikmati kopi, hingga berdiskusi dengan relasi.
Warung yang inklusif akan membuka akses seluas-luasnya kepada semua kalangan. Kebutuhan akan wifi atau lebih tepatnya informasi, mendapatkan konsumsi, menjalankan aktifitas ekonomi. Dan ini dilakukan tanpa ada gengsi.
Sebagai langkah praktis, dalam membentuk warung kopi inklusif, dua cara berikut dapat dilakukan. Pertama, adanya budaya toleransi, mau menerima siapa saja secara terbuka, serta kompromi dalam bernegosiasi di dalam masyarakat. Artinya, setiap pengunjung memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk nongkrong di warung kopi dan menghargai perbedaannya. Kedua, menggerakkan dan menyebarluaskan karakter kebersamaan yang menjadi budaya bangsa.
Dengan konsep ini, Kedai 99 menjadi bagian dari gerakan merajut keberagaman inklusif dalam rangka membangun bangsa dan negara. Indonesia hari ini dan masa depan akan selalu membutuhkan orang-orang yang melek toleransi sebagai kekuatan untuk menjaga persatuan dan kesatuan, alih-alih warung kopi malah menghasilkan manusia-manusia yang teralienasi sebagai dikatakan Arizal Mutahir dkk. dalam Jurnal Pengembangan Kota berjudul “Praktik Keruangan dan Keterasingan: Studi Warung Kopi di Kota Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah” (2021).
Kita harus kuat dan bersatu sebagai satu bangsa. Kedai 99 adalah bagian dari salah satu bagian untuk memperjuangkan itu. Akhirnya, Indonesia adalah rumah bersama yang setiap ada permasalahan di dalamnya harus diselesaikan bersama. Bagaimanapun, warung kopi telah cukup membantu dalam meningkatkan kebersamaan. Warung kopi bukan hanya tempat ngopi semata, melainkan juga menjadi ruang kebersamaan untuk memupuk persatuan. Bahkan, Kedai 99 dalam hal ini turut berupaya meningkatkan kesalehan sosial dan spiritual pengunjungnya.