Dzikir Useless Selain Mendapatkan Pahala? Ini Manfaat Dzikir Pada Kesehatan Mental
Ditulis Oleh: Aulia Rizka Sabina
Sumber Gambar: https://www.rumah-muslimin.com/2018/07/bacaan-dzikir-dan-wirid-setelah-shalat.html
Dalam perjalanan beribadah kepada Allah, tentunya ada faktor- faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan iman dan taqwa pada hati setiap manusia, salah satu faktor penting tersebut ialah dzikir. Kedudukaan dzikir memiliki hubungan yang sangat kuat dengan keimanan seseorang. Orang mukmin yang beriman kepada Allah dan ingin memperoleh kesempuraan keimanan tidak akan lengah dan lalai untuk berdzikir. Berdzikir dengan mengingat atau menyebut Allah merupakan amalan yang diperintahkan dalam pedoman hidup umat islam, yakni Al-Qur’an dan Hadits.
Dalam dunia psikologi menjelaskan bahwa Kesehatan manusia akan sangat baik apabila selalu diiring dengan ibadah dan keimanan kepada Allah, baik kesehatan fisik maupun psikis.
Banyak ayat al-Qur’an yang menjelaskan mengenai pentingnya berdzikir yaitu salah satunya dalam QS al- Ahzab: 41, bahwasannya Allah swt berfirman “Hai orang- orang yang beriman! Berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir yang sebanyak-banyak nya.” Dalam kitab Nurut Tahqiq di jelaskan bahwa yang dimaksud dzikir sebanyak-banyaknya pada ayat ini ialah berdzikir di malam hari dan siang hari, di daratan dan di lautan, di dalam perjalanan dan di rumah, ketika kaya dan miskin, ketika sehat dan sakit, dalam kesendirian maupun saat dalam keramaian.
Dalam kitab Risalah al- Qusyairiyyah, Imam al- Qusyairi berkata: “Dzikir adalah pokok kekuatan dahsyat dalam perjalanan menuju Allah swt. Bahkan Dzikir merupakan tulang punggung jalan utama, dan tidak ada orang yang bisa sampai pada Allah swt kecuali dengan melanggengkan dzikir.”
Pada zaman sekarang tidak sedikit masyarakat yang belum mengetahui mengenai hakikat dzikir serta keutamaan dan manfaat dzikir tersebut bagi diri mereka sendiri. Sebagian dari mereka hanya mengartikan bahwa dzikir adalah ibadah penghubung antara seorang Hamba dan Tuhan nya. Padahal peran dzikir itu sangat penting dalam kehidupan entah itu bagi aspek jasmani maupun rohani.
Sebagian ulama’ membagi dzikir menjadi dua yaitu dzikir lisan dan dzikir hati (sirr ). Bagi orang yang masih pemula yang masih mengalami kesulitan untuk bisa khusyuk, maka dianjurkan untuk dzikir dengan lisan yang terus diulang- ulang karena itu bisa mengantarkan kepada kekhusyukan. Dan memang sebaiknya dzikir itu disuarakan, tujuannya untuk membimbing dan mengantarkan kepada kekhusukan. Akan tetapi, bagi orang yang sudah bisa khusyuk tanpa mengalami kesulitan, sebaiknya melakukan dzikir sirr seperti para kekasih- kekasih Allah.
Dalam kitab al- Wabil al- Shayyib ibnul Qayyim berkata, “ Dzikir bisa menjernihkan hati yang berkarat seperti besi untuk menjadi jernih seperti cermin.” perbuatan manusia yang berkaitan dengan kemaksiatan bisa menjadikan hati berkarat seperti besi. Untuk menjernihkannya maka diperlukan dzikir agar selalu memiliki ketersambungan pada Allah swt.
Jika ditarik pada dunia psikologi, dzikir itu bisa menyembuhkan penyakit terutama dalam segi mental. Diantara manfaat berdzikir adalah menjadikan hati dan pikiran manusia tenang dan bersih dari hal- hal yang negative. Bersihnya hati dan pikiran manusia dari hal- hal yang negatif bisa mempengaruhi kesehatan mental manusia itu sendiri menjadi lebih sehat.
Persoalan kesehatan mental telah membuka mata banyak orang setelah munculnya berbagai gangguan mental di berbagai lapisan masyarakat di dunia. Gangguan itu mulai dari hal-hal yang sederhana, dari stres menjadi depresi, disorientasi, sampai pada gangguan mental berat yang berakibat pada bunuh diri karena frustasi.
Dalam Tafsir Al-Azhar, Hamka memahami dan mengkaji QS Ar- Rad:28 yang berhubungan dengan dzikir dan kesehatan mental, yakni menerangkan adanya hubungan yang erat antara keimanan dengan dzikir dan hubungan dzikir dengan kesehatan mental. Keimanan merupakan salah satu cara atau jalan untuk kita senantiasa mengingat Allah dengan berdzikir. Dengan mengingat Allah (dzikrullah), maka akan menimbulkan ketentraaman dan ketenangan hati, dan menghilangkan rasa gelisah atau keragu-raguan yang merupakan pangkal segala penyakit.
Dengan demikian dari beberapa keterangan di atas bahwa dzikir memiliki banyak manfaat untuk kesehatan mental. Terapi yang baik untuk mengobati keguncangan jiwa, kecemasan dan gangguan mental ialah dengan berdzikir. Metode atau cara yang bisa mendekatkan diri kita kepada Allah, merasa diri kita berada di dalam lindungan dan penjagaannya, sehingga dapat menimbulkan rasa percaya diri, keteguhan, ketenangan, ketentraman dan kebahagiaan ialah dengan berdzikir.