Haflah Akhirussanah Dan Wisuda Paripurna Santri ke-XIX | Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya
Ditulis Oleh: M. Nurush Shobah

Surabaya, 5-6 April 2020 – Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya gelar acara haflah akhirus sanah dan wisuda paripurna santri PDF Wustha, Ulya, Ma’had Aly dan MDT Jami’ah Al Fithrah angkatan XIX secara semi daring (daring dan luring). Pada waktu yang bersamaan, kegiatan tersebut tetap menggunakan protokol kesehatan, masker, kaos kaki dan hand sanitizer guna menjaga terhindarnya dari penularan Covid-19 yang sampai saat ini masih mewabah. Namun Alhamdulillah, kegiatan haflah ini berjalan dengan baik dan lancar.
Sudah setahun yang lalu, pandemi telah membatasi setiap agenda/majelis yang biasa dirutinkan oleh PP. Assalafi Al Fithrah di Masjid Al Fithrah. Sebagai gantinya, rutinitas agenda tersebut terlaksana di lokasi pesantren secara khusus dan luring, namun di sisi lain secara virtual dapat disaksikan dan diikuti bersama melalui media sosial (Zoom Meet, Youtube, Facebook). Hal ini masih dirasakan sampai pada penggelaran akhirus sanah dan wisuda di tahun 2021 ini. Para wali santri pun yang biasanya mendampingi putra-putrinya, dapat menyaksikan wisuda mereka secara virtual (disiarkan di Youtube: Al-WAVA TV)
Haflah Akhirussanah berlangsung selama 2 hari. Pada hari Senin, 5 April 2021, digelarnya prosesi wisuda paripurna santri putri. Acara satu ini diawali dengan proses para wisudawati memasuki lokasi acara, yang selanjutnya dibuka dengan bacaan Tawassul, istighosah dan Fi Hubbi. Tampak hadir di depan para wisudawati dan para asatidz, Ust. Zainul Arif, S.Ud, Ust. Hadhori, S,Ud dan Ust. Lukman Bahrawi S.Ud selaku pembuka acara.
Dilanjutkan dengan sekutip kata sambutan dari Kepala Pondok, Dr. KH. Muhammad Musyafa’, M. Th.I. Salam penyampaian yang ia berikan berupa pesan profetik untuk para santri wisudawati.
“Harapan dan cita-cita dari Hadrotusy Syaikh Romo KH. Achamd Asrori al-Ishaqi, R.A kepada santrinya ialah Berbakti kepada Allah SWT, kepada Rasulullah SAW, kepada Orang Tua, dan tak lupa pula kepada Agama, Nusa, dan Bangsa” – Ungkap Kepala Pondok.
Pesan lain yang beliau sampaikan, bahwa santri yang telah menyelesaikan bidang studi dari tingkatan Wustha, Ulya, MDT Jami’ah dan Ma’had Aly hendaknya selalu istiqomah mengamalkan wadhifah (kewajiban) pada setiap harinya. Berkenaan dengan ini, beliau mengutip dari kitab tafsir al-Manar karya Syaikh Rosyih Ridho:
“Ketika setiap kalimat La ilaha illa Allah selalu dilantunkan oleh umat manusia, maka niscaya segala urusan dan hajatnya dapat dikabukan oleh Allah SWT. Hal ini yang selalu dianjurkan oleh Romo Yai, R.A (baca; Pendiri) kepada setiap santri dan Jama’ahnya.”
Hal yang sangat istimewa dalam pelaksanaan prosesi wisudawati ini ialah kerawuhan dari Keluarga Besar Romo KH. Achmad Asrori al-Ishaqi R.A, yakni Nyai Hj. Siera En-Nadia al-Ishaqi, Nyai Hj. Safira El-Salafi al-Ishaqi, Nyai Shella As-Shabarina al-Ishaqi, KH. Ain El-Yaqin al-Ishaqi, KH. Nur El-Yaqin al-Ishaqi, serta para keluarga. Tak hanya itu, pemutaran tali kucir pun dilakukan oleh Keluarga Ndalem di masing-masing unit pendidikan. Mulai dari PDF Wustha yang diperkenankan pada Nyai Shella As-Shabarina al-Ishaqi, PDF Ulya kepada Nyai, Hj. Safira El-Salafi al-Ishaqi, dan Ma’had Aly sekaligus MDT Jami’ah kepada Nyai Hj. Siera En-Nadia al-Ishaqi.
Menjelang acara wisuda selesai, dilangsungkannya penyerahan piagam penghargaan kepada para santriwati terbaik dari setiap unit pendidikan yang lulus dengan predikat Mumtaz (dengan pujian). Berdasarkan SK yang dibacakan oleh Ust, Nashiruddin, M.M, penghargaan santriwati terbaik diberikan kepada: Novita Dwi Kusuma dari PDF Wustha, Nur Fatihatur Roziqoh dari PDF Ulya, Sahoria dari MDT Jami’ah dan Nur Afifah dari Ma’had Aly.
Suasana bahagia dan haru ketika penampilan syair santri yang ditampilkan oleh perwalikan dari santriwati PDF Ulya Al Fithrah serta diiringi lagu qosidah yang dipimpin oleh sdri. Mutiah dkk, tentang mengenang jasa dan akhlaqul karimah dari Sang Guru Romo Yai, R.A yang berjudul “Man Ana”. Sebuah puisi yang mengisahkan betapa besarnya jasa guru, hingga mereka tak mampu membalas sejuta kebaikannya. Tangisan haru para santri telah membanjiri suasana yang sakral ini.
Dalam kesempatan lain, pesan-pesan dari keluarga Ndalem disampaikan oleh Nyai Hj. Siera En-Nadia al-Ishaqi, beliau menyampaikan:
“Jagalah akhlaqul karimah, karena sepintar apapaun kalian jika kalian tidak mempunyai akhlaqul karimah, untuk apa? Selalulah merasa rendah hati, merasa bahwa orang-orang di sekitar kalian adalah jauh lebih tinggi daripada kalian, sehingga kalian lebih menghargai kepada orang lain. Setinggi apapun yang kalian tempuh, janganlah kalian lupa akan jasa guru-guru kalian. Tanpa mereka kalian tak mengenal apapun. Tanpa mereka mungkin kita tidak akan menjadi seperti ini. Mungkin hal kecil yang mereka ajarkan, namun hal kecil itulah kita akan menjadi besar”
Pesan ini disampaikannya di hadapan para wisudawati, dengan sebuah tangisan yang menjadikan suasana semakian haru. Di akhir penyampaian pesannya, beliau meminta doa kepada Allah SWT semoga para santriwatinya dimudahkan jalan dan segala urusannya. Sekaligus, mengingatkan kembali kepada santriwati untuk tetap menjaga nama baik pondok dan bermanfaat bagi masyarakat.
Acara wisuda di hari pertama ini selesai dan ditutup dengan do’a yang dibacakan oleh KH. Ain El-Yaqin al-Ishaqi dengan “Doa Fatihah”.
Di hari kedua, Selasa, 6 April 2021, wisuda dilanjutkan kembali untuk penyelenggaraan prosesi wisuda dari kalangan santri putra. Susunan acaranya tak jauh beda dengan sebelumnya, hanya saja pengisi acaranya yang berlainan. Tepat pukul 07:00 WIB seperti hari sebelumnya, acara wisuda dimulai dan para wisudawan telah berbaris di lapangan untuk memasuki area. Acara dimulai oleh Ust. Khoiruddin, S.Ud, Ust. Achmad Syathori, M.Fil.I dan Ust. H. Sholeh, S.Ud.
Dalam acara wisuda di hari kedua ini, sambutan dipimpin oleh Dr. Jusuf Samsudin, Sp.Ort.K, yang dalam sambutannya, berkali-kali menceritakan sejarah hingga berdirinya Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah yang didirikan oleh Romo KH. Achmad Asrorial-Ishaqi RA. Memang berkenaan dengan hal ini, beliau juga merupakan salah-satu tokoh yang semasa dengan Romo Yai. RA. Sampai-sampai, banyak perjalanan dan cerita bersama Yai yang oleh beliau tersimpan baik-baik. Ia juga turut memberikan semangat kepada para wisudawan untuk terus berjuang melawan kebodohan dengan meneruskan jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi, agar cita-cita dan harapan bisa tercapai.
Persembahan lagu qosidah pun pula dilantunkan pada hari ini. Misbahul Hadi dkk bersama tim qosidahnya berhasil memberikan kontribusinya saat itu. Suasana semakin sakral, ketika tampak hadir dari Keluarga Ndalem Hadrotusy Syaikh Romo KH. Achmad Asrori al-Ishaqi R.A, serta diiringi dengan beberapa asatidz dan ustadzah yang duduk di barisan paling depan. Hal itu tak lepas dari jajaran para pengurus yang turut mengontrol jalannya acara wisuda yang berada di setiap sudut masjid.
Pada prosesi wisudawan ini, penyerahan tali kucur wisuda pula dilakukan oleh Keluarga Ndalem Romo Yai, RA. Mulai dari unit PDF Wustha oleh KH, Nur El-Yaqin al-Ishaqi, unit PDF Ulya oleh Agus Achmad Iqbal Yanuardi, hingga Ma’had Aly dan MDT Jami’ah oleh KH. Ain El-Yaqin al-Ishaqi.
Sama persis dengan hari sebelumnya, ada prosesi penyerahan penghargaan untuk para wisudawan berprestasi yang lulus dengan nilai mumtaz (memuaskan), berdasarkan SK yang dibacakan oleh Ust, Pratama, SBK. S.Pd,I. Para wisudawan berprestasi ini digelarkan kepada: Gus Ibnu Fajar Yulianto dari PDF Wsutha, Yazid Abdul Karim dari PDF Ulya, Muhammad Nurush Shobah dari Ma’had Aly, dan Ahmad Syahid dari MDT Jami’ah. Setelah prosesi ini, dilanjutkan dengan sambutan mewakili para wisudawan yang pada saat itu dipersembahkan oleh Yazid Abdul Karim, santri PDF Ulya. Ia menyampaikan:
“Wisuda bukanlah akhir dari perjalanan hidup kita, akan tetapi awal dari kehidupan secara praktis. Perjalanan hidup membawa tantangan dan peluang bagi kalian semua. Impianmu membawamu ke sudut senyummu, ke tempat yang paling istimewa yang pernah diketahui hatimu.”
Senandu rindu dirasakan oleh para santri yang telah melangsungkan wisuda pada tahun ini, dan berakhir dengan rasa bahagia dan senang. Puncak dari agenda yang ditunggu oleh para santri ialah wisuda, mendapatkan ijazah yang secara formalitas bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat. Sehingga tak heran jika para santri bersemangat untuk mengikuti acara tersebut.
Pengalaman seribu kisah yang telah mereka ukir selama beberapa tahun, kini saatnya diaktualisasikan oleh mereka. Walaupun tidak seperti tahun sebelumnya, santri tetap semangat dan antusias mengikuti acara tersebut. Terselesaikannya acara wisuda paripurna santri putra ini ditutup dengan pembacaan doa, yang dipimpin oleh KH. Ain El-Yaqin al-Ishaqi.