Bagaimana (Cara) Memandang Seseorang?
Ditulis Oleh: Team Redaksi
Yakinlah diri kita bahwa sesungguhnya semakin dalam kegelapan, maka semakin menyilaukan juga cahaya yang bersinar.
Semakin hitam dan gelap sebuah hati, tidak menutup kemungkinan masih ada sepercik cahaya putih dan terang yang tersembunyi di dalam lubuk hati yang paling dalam.
Oleh sebab itu, janganlah melihat orang hanya dari sampulnya saja, karena kita tidak tahu apa yang ada di dalam hati dan akalnya. (Hitam-Putih)
Imam al-Ghozali r.a berkata: “bahwa barang siapa mengeluhkan karakter buruk orang lain, berarti ia telah mengungkapkan keburukan karakternya sendiri”. Kata-kata ini seharusnya membuat kita bercermin kepada diri kita sendiri bahwa sesungguhnya kita tidak boleh untuk menghina dan mencaci orang lain.
Karena jika kita melakukanya, itu sama saja dengan kita menghina dan menyebarkan aib kita sendiri kepada orang lain.
Dan juga Imam al-Ghozali r.a berkata: “jika melihat orang jahat, jangan anggap kita lebih mulia. Karena mungkin suatu hari nanti, dia akan insaf dan berataubat atas kesalahannya.”
Maka dari itu, pandanglah orang lain itu lebih mulia daripada kita, dan pandanglah diri kita sendiri agar merasa lebih hina dari orang lain.
Karena dari semua itu, tidak menutup kemungkinan bahwa orang lain akan menjadi lebih baik daripada diri kita dan diri kita masih kurang baik di pandangan Allah Ta’ala dan manusia lainnya. (hikmah al-Mukarram Qushay Qarravy).