Menguak Keyakinan Masyarakat Pesantren Assalafi Miftahul Huda Ngroto dalam Melawan Covid-19

Ditulis Oleh: Muhammad Malik

Baru-baru ini dunia sedang digemparkan dengan adanya wabah virus. Dikenal dengan sebutan corona atau covid-19, yang telah menyita seluruh dunia dan  menewaskan lebih dari 200 ribu jiwa. Hingga para petinggi negara banyak memberlakukan sistem-sistem sebagai penanggulangan penyebaran virus tersebut. Seperti diberlakukannya Lock Down, PSBB dan penyemprotan desinfektan di berbagai wilayah.

Berbagai upaya para ahli kedokteran juga dikerahkan untuk menciptakan serum penawar virus tersebut, akan tetapi masih belum ada kejelasan tentang penemuan serum itu. Selain itu, banyak pula para pakar non-medis yang mengupayakan pencegahan virus tersebut dengan menekankan aspek spriritual atau ritual keagamaan, seperti do’a-do’a, wirid, amalan-amalan dan lain sebaginya.

Di antara amalan yang dilakukan oleh orang-orang non medis salah satunya yang dirutinitaskan di Pondok Pesantren Assalafi Miftahul Huda yang terletak di desa Ngroto Jawa Tengah, yakni dengan mengadakan pembacaan manaqib, baik dilakukan secara individu ataupun berjamaah, dengan tetap  menjaga jarak serta memberlakukan aturan-aturan yang ditetapkan pemerintah. Upaya tersebut dilakukan sebagai wasilah do’a kepada Allah SWT agar wabah virus semacam ini kembali diangkat oleh Allah SWT, dan masyarakat bisa beraktifitas secara normal.

Manaqib sendiri merupakan sinonim dari tarikh, sejarah, hikayah, biografi. Semuanya mempunyai pengertian yang sama, walaupun kemasannya berbeda. Secara istilah manaqib adalah suatu kepribadian dalam diri seoang yang sholih  yang dikenang dan dan didokemtasikan. Baik berupa perbuatan terpuji, akhlak budi yang luhur atau karomah yang agung.

Pembacaan manaqib setidaknya akan menarik perhatian dari para pendengar, dapat mengokohkan dan menguatkan hati serta semangat untuk bersimpuh pada kehadirat Allah SWT. Allah SWT berfirman:

لَقَدْ كَانَ فِى قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُوْلِى الْأَلْبَابِ

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran/tuntunan bagi orang-orang yang mempunyai akal bersih dan jernih (QS. Yusuf : 111).

Di indonesia sendiri dapat ditemukan berbagai macam manaqib yang menceritakan kisah-kisah para ulama, para wali serta orang sholih yang dianggap telah banyak memperjuangkan keadilan dan menebar kebaikan. Bahkan ada beberapa ulama yang manaqibnya lebih dari satu, yang ditulis oleh beberapa ulama lain, seperti beliau syaikh Abdul Qadir Al Jilany Ra.

Manaqib Syekh Abdul Qadir al-Jilany Ra bisa kita jumpai di kitab Faidur Rahmani. Di sana, tersusun rapi manaqib yang dihimpun oleh syaikh Ja’far Bin Hasan Bin Abdul Karim Al Barzanji beserta amalan-amalan yang sekaligus disusun menjadi satu dan disebarkan lewat majlis dzikir dan mulidurrasul SAW oleh syaikh Ustman Al ishaqi Ra. dari Surabaya. Ada pula, manaqib Jawahirul Ma’ani yang dikembangkan oleh syaikh Ahmad Jauhari Umar Pasuruan.

Banyak sekali keutamaan-keutamaan, manfaat, keberkahan serta hikmah yang dibacakannya manaqib, yang telah termaktub dalam literatur kitab ataupun maqolah dari ulama. Di antara fadhilah pembacaan manaqib adalah diberikan kemantapan dan nur cahaya dalam hati, diberi hidayah dan taufiq dari Allah SWT, diangkatnya bala’ dan bencana yang menimpa, diberikan kesembuhan dari berbagai macam penyakit dan masih banyak lagi. Secara universal khasiat amalan Faidur Rahmani adalah berkaitan dengan solusi segala macam permasalahan dunia dan akhirat.

Dijelaskan dalam kitab Ittihaf Al Akabir fi Sirah Manaqib al Syaikh Abdul Qadir Al Jilany Ra. bahwa beliau syaikh Abdul Qadir al jilany dapat menjadi wasilah (baca: perantara) bagi orang-orang yang berdo’a meminta sesuatu pada Allah SWT. Tentunya karena kedekatan dan luhurnya kedudukan beliau di sisi Allah SWT sehingga do’a-do’a dan keinginan kita yang dihaturkan pada beliau akan lebih didengar oleh Allah SWT serta dikabulkan.

Semoga dengan rutinitas pembacaan manaqib syekh Abdul Qadir al-Jilany ini, dunia atau bumi Nusantara khususnya dijauhkan dari berbagai wabah – diangkat kembali oleh Allah SWT dengan izin-Nya. Aminn

Muhammad Malik

Mahasantri Ma'had Aly Al Fithrah, pemuda Purwodadi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *