Kongres BEM Ma’had Aly dan Ma’had Jami’ah Al Fithrah 2019 – Harapan dari Struktural Anggota Baru

Ditulis Oleh: Ainul Yaqin

Surabaya, 30 November 2019 – satu bulan sebelum terlaksananya kongres dan pelantikan struktural baru BEM Ma’had Aly dan Ma’had Jami’ah Al Fithrah, berbagai kegiatan yang berafiliasi dengan program BEM sangat berjalan lancar dan nyaris tidak terlepas dari campur tangan (handle) daripada kandidat presiden BEM, Muhammad Malik beserta pasukannya. Meskipun ini berkesan terlalu cepat membeban bagi para generasi selanjutnya, setidaknya menyegerakan kongres BEM Ma’had Aly, Ma’had Jami’ah Al Fithrah dan peralihan jabatan kepada struktural baru diharapkan menumbuhkan aksi baru dengan pemimpin yang baru” kata Samsul Arifin, Presiden BEM lama dalam jumpa perbincangan ringan di Black Zone gedung Ma’had Aly Al Fithrah sekaligus alasannya mengalihkan jabatannya kepada kandidat presiden BEM. Menurut perkiraan dan yang dirasakannya selama ini, rancangan program kerja BEM sepertinya belum tuntas di eranya, setelah menjabat 2 tahun. Melalui beberapa rapat dan bincang-bincang yang begitu berat antara struktur anggota BEM lama dan calon struktur baru, puncak disinyalirnya kongres sekaligus peralihan jabatan presidan BEM bersama pelantikan struktur baru jatuh pada sabtu pagi, 30 November 2019 di Auditorium ponpes Assalafi Al Fithrah Surabaya, di hari akhir bulan Maulud, Rabi’ul Awal.

            Tahun ini, penggelaran kongres BEM Mahasantri Al Fithrah cukup sedikit tertunda beberapa minggu. Selain AD/ART BEM yang masih banyak mengalami perbaikan, organisasi BEM ini pula belum berumur cukup tua. Mungkin, Ma’had Aly Al Fithrah yang baru saja menurunkan SK formalisasi kesetaraan perguruan tinggi menjadi salah satu alasan umur muda terbentuknya organisasi BEM tersebut. Berdasarkan lingkupnya, organisasi BEM ini dikenal dengan sebutan BEM Mahasantri Al Fithrah Surabaya. Sebab di samping STAI Al Fithrah yang diharapkan menjadi Universitas Perguruan Tinggi Islam, ponpes Assalafi Al Fithrah Surabaya juga memiliki dua unit perguruan tinggi dan khusus berbasis pesantren, yaitu Ma’had Aly dengan takhasus Tasawuf wa Thariqatuhu dan Madrasah Diniyah Takmiliyah Jami’ah yang dulunya sempat bernama Ma’had Jami’ah dengan takhasus kosentrasi agama.

            Pada acara kongres BEM Mahasantri kali ini yang bertempat di Auditorium Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya, cukup ramai berkat kehadiran para peserta. Perwakilan Mahasantri Al-Fithrah di setiap semester dan perwakilan anggota UKM turut menghadiri penyelenggaraan ini. Kehadiran mereka sangat berperan sebagai saksi dalam meresmikan AD/ART BEM sekaligus saksi ikrar yang dilontarkan oleh struktural anggota baru BEM Ma’had Aly dan Ma’had Jami’ah, saat anggota lama memindahkan jabatan mereka kepada anggota baru.

Merupakan sebuah urgensitas pengadaan kongres BEM Mahasantri Al Fithrah, adanya AD/ART BEM sangat berguna merangkai program kegiatan BEM secara teratur dan diharapkan menuntun para anggota BEM untuk melancarkan proker mereka dengan tanggung jawab penuh. “Secara ta’rif, kongres adalah pertemuan agung atau besar dalam menentukan sebuah keputusan. Meskipun fakta dari acara kongres ini, tidak begitu banyak yang menghadirinya. Namun, sebenarnya acara kongres ini telah sesuai dengan makna banyak dalam arti kualitas, sebagaimana yang dijelaskan dalam Fiqh Aqalliyat. Artinya, walaupun peserta kongres ini tidak begitu membludak, tetapi keputusan berada di tangan orang-orang yang berkualitas.” Ungkap Ust. Fathur Rozi, M.H.I, selaku Mudir ‘Amm Ma’had Aly dalam sambutannya.

 Tanpa melepas tradisi ke-Al Fithrah-an, acara kongres satu ini dibuka dengan tawassul dan istighatsah yang dipimpin oleh Ust. Achmad Syathori, M.Fil.I, mantan Na’ib Mudir Kemahasantrian Ma’had Aly. Serta, dilanjutkan dengan shalawat fi hubbi sebagai penghormatan dan penyambutan untuk bulan Maulid, Rabi’ul Awal.

Pembentukan BEM Ma’had Aly dan Ma’had Jami’ah diharapkan sangat berperan aktif dalam mengembangkan eksistensi Mahasantri Al Fithrah. Bahkan, pinta dan harapan Mudir ‘Amm bahwa organisasi ini harus terus berkembang dengan membangun jaringan internal dan eksternal, hingga organisasi ini mencuat jaringannya di dunia internasional. Terlebih, organisasi BEM Mahasantri Al Fithrah telah ikut serta bergabung dalam jajaran anggota DEMA AMALI, perkumpulan seluruh BEM Ma’had Aly se-Indonesia. Untuk mengembangkannya, terus terang sambutan mantan Presiden BEM Mahasantri Al Fithrah “keaktifan BEM Mahasantri masih membutuhkan interkoneksi dan dukungan seluruh mahasantri Ma’had Aly ataupun Ma’had Jami’ah”.

Lanjut mantan Presiden BEM ini bahwa sepertinya, struktural anggota BEM sekarang lebih terjamin keaktifannya daripada yang sebelumnya. Terbuktikan, event-event ataupun kegiatan pada tahun ini mulai berinovasi dan lebih meriah. Semisal, majlis Maulud di gedung Ma’had Aly dan selainnya, terdapat peningkatan di sana. Hal ini memang karena sistem pembentukan organisasi BEM yang selalu dibenahi dan dievaluasi setiap bulan. Sebagaimana dalih dalam ungkapan Mudir ‘Amm “kebenaran tanpa sistem yang teratur akan dikalahkan oleh kebathilan yang tersistem dan teratur”.

Tetap saja, perjuangan dan usaha yang patut dihargai ialah perjuangan generasi perdana, perintis organisasi BEM ini. Mereka telah membukakan kita akses, memberikan peluang dan ruang kesempatan, sementara kita, generasi sekarang hanya mempercantik kembali yang telah indah dan menambal kebocoran yang kemarin”. Orasi pemula yang dilontarkan dalam sambutan Presiden BEM Mahasantri yang baru, Muhammad Malik. Sekaligus ungkapan hormatnya terhadap para pendahulu.

Ainul Yaqin

Founder (1) Komunitas HIKAM, mahasantri Ma'had Aly Al Fithrah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *